Senin, 07 Agustus 2017

BUDIDAYA UBI JALAR

1                 SYARAT TUMBUH UBI JALAR

a)      Ketinggian tempat (Elevasi): 250-700 mdpl (diatas permukaan laut)
·         Elevasi <300 mdpl dan suhu yang tinggi: tanaman rentan terhadap serangan hama; hama lanas (Cylas formicarius) dan penggerek batang.
·         Elevasi >700 mdpl dan suhu yang rendah: pertumbuhan ubi relatif lambat, ubi cenderung kecil dan usia panen ubi panjang.
b)      Suhu antara 21C sampai 30C
·         Suhu <21 C: pertumbuhan tanaman relatif lambat
·         Suhu >30 C: kondisi yang cocok untuk berkembangbiaknya hama
c)       ) nah gembur, yaitu tanah lempung berpasir dengan banyak kandungan bahan organik. Tanah yang gembur dapat memberi ruang ubi berkembang.
d)      pH tanah antara 5.5 sampai 7.5
·         pH <5,5 : tanah terlalu asam, penyerapan unsur hara tidak maksimal.
·         pH >7,5: tanah kondusif terhadap zat-zat yang merugikan tanaman, namun di Indonesia kasus tanah basa jarang terjadi
Kapur karbonat & kompos dapat digunakan untuk menetralkan tanah (pH=7.0).
PH
kapur karbonat (kg/ha)
Keterangan
4.0
1690
Kapur dolomit dapat bereaksi dengan unsur N dan P yang dapat cepat menguap dan sulit terlarut sehingga penggunaan kapur dolomite sebaiknya diberikan selang 2 minggu dengan pupuk yang mengandung unsur N dan P
4.5
1500
5.0
1130
5.5
750
6.0
380
6.5
100   
                    
2              TATA LAKSANA PENANAMAN UBI JALAR
1.       Pengolahan tanah
a)      Pengolahan tanah dilakukan dengan membajak tanah sedalam  20 cm, kemudian tanah dibiarkan selama  1 minggu dengan tujuan untuk memperbaiki sirkulasi  udara dalam tanah yang diharapkan bisa menunjang pertumbuhan organisme tanah yang menguntungkan.      

2.       Pembuatan guludan dan ukurannya
a)      Pembuatan guludan standar
Ukuran guludan:               panjang 1-2 m, tinggi 30-40 cm, lebar bawah 60-70 cm
Jarak antar guludan (jarak as) 90-100 cm, kemalir 25 cm
Pemupukan Phonska/NPK sebanyak 100 kg/ha dilakukan setelah pembuatan guludan sebelum tanam atau bersamaan tanam
b)      Dilakukan pembatasan panjang guludan guna mempermudah saat pengairan guludan, selain itu sirkulkasi udara dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Biasanya ditemukan ubi berukuran besar di ujung guludan, sehingga pembatasan panjang dapat meningkatkan hasil panen karena semakin banyak ujung guludan.


Keterangan: a = 30-40 cm, b = 60-70 cm, c = 90-100 cm, d = 25 cm, e = 1-2 m
3.       Ukuran  stek bibit
a)      Stek berasal dari pembibitan, atau berasal dari F1, F2, dan F3.
b)      Pengambilan stek dengan panjang 20-25 cm, dengan jumlah ruas 5-7 ruas.
c)       Stek harus bebas dari hama dan penyakit.



4.       Penanaman  stek/ bibit
Tanam pangkal stek dengan posisi berdiri dimana dua mata tunas masuk kedalam tanah guna ubi yang dihasilkan mencapai ukuran yang maksimal. Jarak antar stek adalah 20-25 cm.



5.       Penjugaran (Menurunkan tanah  guludan)
Setelah umur  25-30 hst (hari setelah tanam) tanah dijugar hingga lebar guludan hanya 15-20 cm dan dijemur/dikering anginkan selama 10-14 hari. Manfaat penjugaran adalah:
a)      Meremahkan/menggemburkan tanah yang keras sehingga nantinya cukup memberikan ruang untuk pertumbuhan akar dan bakal ubi.
b)      Sebagai sarana untuk pemberian  pupuk.
c)       Sinar matahari yang hangat merangsang pertumbuhan bakal ubi.
d)      Sudah sekaligus dilakukan penyiangan




6.       Pemupukan
a)      Pemupukan melalui perakaran
·         Pemupukan Dasar
Pemupukan yang dilakukan bersamaan dengan waktu tanam, dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan batang & perakaran.
Urea: 14 kg/ha, SP36: 18 kg/ha, KCl: 10 kg/ha


·         Pemupukan Susulan
Pemupukan dilakukan setelah 10-14 hari sesudah penjugaran pada samping kiri dan kanan guludan yang sudah dijugar.
Dosis pupuk:
Urea: 80 kg/ha (musim hujan 50 kg/ha), SP36: 100 kg/ha, dan KCl: 100 kg/ha
ATAU
NPK: 100 kg/ha dan KCl: 100 kg/ha
“Dosis di atas bisa disesuaikan dengan kondisi lahan penanaman”

b)      Pemupukan melaui daun
Pemupukan ini memanfaatkan proses fotosintesis (pagi sebelum pukul 9) dengan disemprotkan ke daun yang dilakukan saat tanaman sudah memasuki fase pertumbuhan generatif yang dicirikan oleh adanya bunga (>2 bulan).

7.       Penutupan Tanah  (Pembumbunan)
a)      Setelah pupuk ditebarkan di daerah perakaran lalu tanah ditutup kembali
b)      Pekerjaan ini merupakan sekaligus pembersihan gulma
c)       Perlu dilakukan penyiraman agar kondisi tanah tidak kering dan penyerapan pupuk dapat optimal.
                      
                                                                                                                                                        
8.       Pengebatan
a)      Pengebatan dilakukan guna memutuskan akar-akar (bakal ubi pengganggu) yang tumbuh dari ruas-ruas yang menjalar.
b)      Hindari pembalikan batang karena batang akan rusak, lakukan hanya mengangkat batang saja sampai akar pengganggu putus dan kambalikan sejajar dengan arah guludan.
c)       Musim penghujan dillakukan 3-4 kali 
d)      Musim kemarau dilakukan 2-3  kali 

9.       Pengairan
a)      Usia  15 hari pertama usahakan kondisi tanah terus lembab.
b)      Usia  1-3 bulan lakukan penyiraman setiap 15 hari sekali.
c)       Usia  di atas 3 bulan lakukan penyiraman setiap 20 hari sekali.
d)      Cat:  Bila hujan terjadi pada siang/terik matahari (terutama pada usia tanaman di atas 2 bulan) segera lakukan penyiraman 2/3 tinggi guludan agar kondisi tanah kembali stabil. Hal ini berguna untuk menghilangkan efek hangat ditengah guludan (berpotensi terjadi serangan hama lanas) akibat adanya tekanan air (hujan) dari atas sedangkan dari bawah menguap hawa panas.
e)      Setelah melakukan pemupukan (usia tanaman 1,5 bulan) hindari penyiraman dengan cara disiram, usahakan penyiraman dengan perendaman, selain itu hindari penyiraman saat udara masih hangat (lakukan penyiraman menjelang malam & pagi sebelum pkl 09.00 WIB).



10.   Pengendalian Hama dan Penyakit
a)      Hama yang sering menyerang adalah hama boleng/lanas (Cylas formicarius) dan penggerek batang. Penanganannya bisa dilakukan dengan menangkap hama lanas jantan menggunakan perangkap feromon seks lanas betina pada usia tanaman sudah berumbi (2 bulan).



b)      Pengendalian terpadu:
Penggunaan stek dari tanaman induk yang sehat, Perlakuan pencelupan stek ke dalam larutan insektisida karbofuran dengan dosis sesuai anjuran selama 10 menit, pengairan yang cukup dan teratur, pembumbunan, penangkapan serangga dewasa jantan dengan seks feromon, panen tepat waktu, perotasian tanaman, dan terus mengusahakan agar kondisi tanaman sehat.
c)       Lakukan penyemprotan dengan pestisida yang ramah lingkungan serta sesuai dosis yang dianjurkan, apabila terdapat serangan hama atau penyakit.
Catatan:            Utamakan pestisida nabati
d)      Penyemprotan dilakukan pagi (pukul 06.00-09.00) atau sore (pukul 16.00-18.00).

11.   Pemanenan
a)      Pemanenan dilakukan pada usia tanaman maksimal agar hasil yang didapat memuaskan karena pada usia pematangan terdapat penambahan bobot.
b)      Catatan:            Usia panen ubi pada umumnya adalah 4,5 – 6,0 bulan.
c)       Potensi hasil panen = 20 s.d. 25 ton/ha













Tidak ada komentar:

Posting Komentar